BISNIS  

Rupiah Mengalami Keterperosokan Yang Dalam!

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan sore ini mengalami tekanan kembali terhadap dolar Amerika Serikat (AS), mulai dari perdagangan pagi rupiah telah tergelincir sampai level Rp 16.364,5 per USD. Berdasarkan data Bloomberg, Kamis, 19 Juni 2025, rupiah melemah menjadi 93.5 poin atau 0.57 persen ke posisi Rp 16.406 per USD bila dibandingkan sebelumnya berada di posisi Rp 16.312,5 per USD saat penutupan perdagangan kemarin. Sedangkan pada data Yahoo Finance, rupiah melemah menjadi 76 poin atau 0.47 persen menjadi Rp 16.390 per USD bila dibandingkan sebelumnya berada di posisi Rp 16.314 per USD saat penutupan perdagangan kemarin.

Kondisi Geopolitik Timur Tengah Memanas

Ibrahim Assuaibi sebagai pengamat pasar uang mengungkapkan, saat ini kondisi geopolitik di Timur Tengah kembali memanas, setelah tiga pejabat AS menyebutkan Pentagon kembali memperkuat kehadiran militernya dengan mengirim lebih banyak jet tempur serta memperpanjang masa penugasan dari pesawat tempurnya yang sudah siaga. Ketegangan semakin memuncak ketika Presiden AS Donald Trump menyerukan kepada Iran untuk menyerah tanpa syarat kemudian disusul dengan serangan Israel terhadap fasilitas nuklir yang berada di Teheran Jumat pekan lalu.

Lalu, pasar menunggu hasil dari pertemuan Fed, sementara bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga yang tidak berubah pada 0.5 persen. Namun, para pedagang terlihat tetap meningkatkan taruhan di sinyal yang lebih dovish dari Fed, ketika penjualan ritel yang lebih lemah dari perkiraan dan data produksi industri pada Selasa, hal ini mendorong kekhawatiran terhadap ekonomi AS. Saat ini fokus tertuju kepada berapa banyak pemotongan suku bunga yang telah diproyeksikan dari Ketua Fed Jerome Powell di tahun ini. Powel sudah memberikan isyarat bahwa laju dari pemotongan suku bunga yang lebih lambat di tahun 2025 setelah suku bunga dipangkas secara kumulatif sebesar satu persen di tahun 2024.

BI Mempertahankan Suku Bunga

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 5.50 persen. Kemudian BI juga menahan suku bunga Deposit Facility di level 4.75 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap di level 6.25 persen. Keputusan ini sejalan dengan prakiraan inflasi di tahun 2025 dan 2026. Namun, keputusan ini konsisten terhadap prakiraan inflasi 2025 dan 2026, hal ini untuk mempertahankan dari stabilitas nilai tukar rupiah agar dapat mendorong dari pertumbuhan ekonomi.

Exit mobile version